Langsung ke konten utama

siapa kita

Terdiri dari beraneka ragam suku, memiliki lebih dari 100 bahasa, di hiyasi dengan beragam agama namun tetap di balut dengan BINEKATUNGALIKA. Ini  bukan kisah sutau bangsa yang tidak paham tetang persatuan, ini bukan kisah bangsa yang tidak paham cara untuk saling menghargai, ini bukan kisah bangsa yang tidak paham tentang arti perjuangan,  dan ini bukan kisah bangsa yang tidak paham tentang Nasionalisme. Ini kisah bangsa yang kembali di ajari tentang persatuan sementara mereka telah memperaktekkan persatuan sejak mereka di lahirkan, ini kisah bangsa yang kembali di ajarakan tentang cara menghargai sementara mereka telah saling menghargai sejak mata mereka di buka,  ini kisah bangsa yang kembali di ajari tentang nasionalisme sementara sifat nasionalisme telah mengalir didalam darah yang mengalir di setiap urat nadi setiap anak bangsa. Persatuan, saling menghargai dan nasionalisme merupakan suatu senjata yang digunakan para penghiyanat dan para kau munafik untuk menyerang umat. Mereka dituduh anti persatuan sementara mereka umat yang paling mencintai persatuan, mereka dituduh intoleransi sementara mereka umat mayoritas yang selalu menjaga minoritas , mereka di tuduh anti nasionalisme sementara mereka merukan umat yang siap mengorbankan segalanya untuk bangsa.
Persatuan, itu yang mereka kembali ajarkan kepada umat yang di dalam hati mereka telah tertanam dengan kuat dengan persatuan. Umat yang bisa bergerak bersatu, berkumpul disatu titik untuk menyampaikan  isi hati mereka yang telah tersakiti, mereka menyampaikan suara hati mereka tampa menyakiti yang lain, mereka menyampaikan isi hati mereka tampa  meruka apapun karena agama meraka adalah agama yang membawa rahmat bagi semuanya. Banyak  para kaum munafik yang berusaha membenturkan umat ini dengan  bangsa yang selama ini mereka lindungi. Mereka di kriminalisasi dengan tuduhan-tuduhan yang tidak masuk akal, chat mesum, ceramah anti PKI, penyampain pendapat di media sosial  semua mereka bungkus dengan media yang terus menerus mengoreng isu bohong mereka dengan dalil SARA.
Disaat permawakilan dari umat menyampaikan pendapat mereka kepada penguasa, hujanan gas air mata, brekade kawat berduri dan  tatapan sebagai musuh itulah yang mereka dapatkan. Di saat beberapa Kafir menghina, mengancam dan merendahkan mereka, para aparatur  hanya terdiam dan seolah tutup mata. 
Apa yang sebenarnya terjadi pada bangsa yang besar ini,  apa yang sebenarnya terjadi pada pemimpin negeri ini,  Disaat harga melambung tinggi dan pengganguran meraja rela di negeri ini, Dia dengan Bangga membuka keran untuk para pekerja asing masuk ke negeri ini. Disaat panen raya petani akan datang dia melalui pesuruhnya dengan banga membuka keran impor. Disaat anak-anak papua meninggal karena giji buruk dia dengan bangga memamerkan sepeda motornya. Ada apa dengan penguasa negeri ini, yang dengan gagah berani  tidak  memakai rompi anti peluru  tapi baper saat  satu kartu kuning menghampirinya.  Ada apa dengan penguasa negeri ini, dimana dia saat semua hukum di benturkan, disaat semua aturan di langgar, disaat kebenaran di anggap suatu kesalahan.
Terpuruk, goyang, dan nyaris bangkrut itulah gambaran bangsa besar ini. Idiologinya mulai goyang di goyangkan oleh  idiologi terlarang, siapa yang meraka bubarkan, siapa yang mereka salahkan, siapa yang mereka kambing hitamkan.  Umat hanya inggin kebenaran, umat hanya inggin kepastian, umat hanya inggi bangsa ini tidak di kuasai bangsa lain. Umat hanya inggin perjuangan para pahlawan tidak sia-sia, umat hanya inggin anak bangsa kembali memiliki jiwa pancasila.  Tapi apa yang mereka berikan, apa yang mereka hadiahkan,  penjara, cemoohan, pembunuhan karakter, sampai kekerasan itu yang mereka lakukan. Disaat seorang anak manusia ingin mengungkapkan kebenaran, sambetan senjata tajam, siraman air keras dan tudingan sara yang mereka berikan.

Seberapa pantaskah penguasa ini tetap berdiri diatas tahtanya, di saat hutang luar negeri yang mulain melonjak tinggi, disaat aset sudah mulai di kuasaai asing, di saat banyak pekerja asing mulai mengerogoti ibu pertiwi.  Seberapa pantas penguasa negeri ini tetap di bela di saat harga kebutuhan mulain melonjak, di saat subsidi di cabut, saat banyak janji-janji yang tidak pernah di tepati. Seberapa pantaskah.... ....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah anak sma

“ DAMPAK NEGATIF PEMANFAATAN GAS MULIA “ MAKALAH Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas dari guru bidang studi Disusun O L E H IIN PRATAMA T.J NISN. KELAS 3IPA ᶻ SMA NEGERI 1 SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN AJARAN 2010/2011 KATA PENGANTAR.        Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa . Berkat limpahan karunia Nya, saya bisa menyelesaikan makalah KIR yang berjudul “DAMPAK SAMPAH NUKLIR TERHADAP LINGKUNGAN”.  Makalah ini bertujuan untuk mempermudah kita untuk memahami tentang dampak-dampak yang ditimbulkan oleh sampah nuklir. Saya  berharap dengan disusunya makalah ini  kita bisa lebih mudah memahami  tentang bahaya sampah nuklir. Dan saya juga mengucapkan terima  kasih kepada   pihak  yang terlibat  dalam pembuatan  makalah ini. Dan apa bila ada kesalahan dan kekeliruan dalam hal penulisan nama  saya ...

EFEKTIVITAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hukum merupakan alat rekayasa sosial yang digunakan untuk mengubah pola dan tingkah laku masyarakat menjadi sesuai dengan peraturan yang dikehendaki oleh hukum. Dewasa ini banyak terjadi pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di masyarakat, seperti kasus penerobosan lampu merah yang banyak dilakukan oleh masyarakat pengguna jalan. Memang ada studi tentang hukum yang berkenaan dengan masyarakat yang merupakan cabang dari Ilmu hukum tetapi tidak di sebut sebagai sosiologi hukum melainkan disebut sebagai Sosiologi Jurispudence. Penelahan hukum secara sosiologis menunjukkan bahwa hukum merupakan refleksi dari kehidupan masyarakat. Yakni merupakan refleksi dari unsur-unsur sebagai berikut : 1.       Hukum merupakan refleksi dari kebiasaan, tabiat, dan perilaku masyarakat. 2.       Hukum merupakan refleksi hak dari moralitas masyarakat maupun moralitas universal. 3.   ...

Perang Udah Dimulai

Agama, merupakan suatu isu yang selalu mereka takuti. mulai dari memisahkan agama dalam berpolitik sampai menjauhkan unsur agama dalam pemerintahan. semua berawal dari  kesalahan salah seorang elit mereka yang mulai menganggap dirinya dewa dan mulai mencampuri apa yang bukan menjadi ranahnya. kesalahan yang  sangat fatal mengakibatkan munculnya suatu gerakan yang tidak dapat dibendung bahkan dengan mengunakan fatwa tokoh yang mereka andalkan. Semua dimulai dengan pengeluaran fatwa yang dilakukan oleh seorang tokoh besar yang menyatakan bahwa telah terjadi penodaan. jutaan massa bergerak mengepung istana menuntut keadilan,  gerakan massa yang tidak dapat dibendung  menampilkan banyak tokoh dan nama-nama besar yang turut serta dalam melakukan perjuangan penegakan keadilan. bukanya  menyelesaikan, sang penguasa istana malah menyulut api yang telah membesar dan semakin membesar, seorang tokoh pergerakan masa mulai di kriminalisasi dengan mengunakan kasus murahan ...