Agama, merupakan suatu isu yang selalu mereka takuti. mulai dari memisahkan agama dalam berpolitik sampai menjauhkan unsur agama dalam pemerintahan. semua berawal dari kesalahan salah seorang elit mereka yang mulai menganggap dirinya dewa dan mulai mencampuri apa yang bukan menjadi ranahnya. kesalahan yang sangat fatal mengakibatkan munculnya suatu gerakan yang tidak dapat dibendung bahkan dengan mengunakan fatwa tokoh yang mereka andalkan.
Semua dimulai dengan pengeluaran fatwa yang dilakukan oleh seorang tokoh besar yang menyatakan bahwa telah terjadi penodaan. jutaan massa bergerak mengepung istana menuntut keadilan, gerakan massa yang tidak dapat dibendung menampilkan banyak tokoh dan nama-nama besar yang turut serta dalam melakukan perjuangan penegakan keadilan.
bukanya menyelesaikan, sang penguasa istana malah menyulut api yang telah membesar dan semakin membesar, seorang tokoh pergerakan masa mulai di kriminalisasi dengan mengunakan kasus murahan yang sangat menyedihkan. sang pengusa mengerahkan semua alatnya untuk membuat kasus ini menjadi nyata. namun ranjau yang ditebar penguasa malah berbalik menyerangnya, mungkin mereka terlalu rapi meletakkannya sampai-sampai mereka sendiri tidak mengetahui dimana letak ranjau tersebut. dengan hadirnya ranjau tersebut lahirlah seorang tokoh yang mereka ciptakan sendiri yang sekarang telah menjadi Musa yang selalu siap sedia menengelamkan Firaun di laut merah.
Sandiwara belum berakhir dengan berangkatnya sang tokoh, namun sandiwara baru penguasa sudah mulai membahana kembali dengan judul yang jauh lebih bobrok. Dalam sandiwara kali ini sang penguasa memilih orang yang menjadi salah satu tokoh yang menjobloskan elitnya kedalam kerangkeng. akibat dari pemilihan ini terjadi kegaduhan didalam kolah yang sudah tidak tenang, ribuan relawan mengamuk dan melampiaskan kemarahannya karena kecewa dengan keputusan penguasa.......
bersambung
Semua dimulai dengan pengeluaran fatwa yang dilakukan oleh seorang tokoh besar yang menyatakan bahwa telah terjadi penodaan. jutaan massa bergerak mengepung istana menuntut keadilan, gerakan massa yang tidak dapat dibendung menampilkan banyak tokoh dan nama-nama besar yang turut serta dalam melakukan perjuangan penegakan keadilan.
bukanya menyelesaikan, sang penguasa istana malah menyulut api yang telah membesar dan semakin membesar, seorang tokoh pergerakan masa mulai di kriminalisasi dengan mengunakan kasus murahan yang sangat menyedihkan. sang pengusa mengerahkan semua alatnya untuk membuat kasus ini menjadi nyata. namun ranjau yang ditebar penguasa malah berbalik menyerangnya, mungkin mereka terlalu rapi meletakkannya sampai-sampai mereka sendiri tidak mengetahui dimana letak ranjau tersebut. dengan hadirnya ranjau tersebut lahirlah seorang tokoh yang mereka ciptakan sendiri yang sekarang telah menjadi Musa yang selalu siap sedia menengelamkan Firaun di laut merah.
Sandiwara belum berakhir dengan berangkatnya sang tokoh, namun sandiwara baru penguasa sudah mulai membahana kembali dengan judul yang jauh lebih bobrok. Dalam sandiwara kali ini sang penguasa memilih orang yang menjadi salah satu tokoh yang menjobloskan elitnya kedalam kerangkeng. akibat dari pemilihan ini terjadi kegaduhan didalam kolah yang sudah tidak tenang, ribuan relawan mengamuk dan melampiaskan kemarahannya karena kecewa dengan keputusan penguasa.......
bersambung
Komentar
Posting Komentar