Indonesia
2017, banyak yeng berubah dari kapal yang bernama indonesia, mulai dari
perebutan kekuasaan yang di lakukan oleh kelompok minoritas yang ingin
mematikan kelompok pribumi. Pembalikan fakta terjadi disana-sini, tidak ada
lagi batasan antara mana yang benar dan sebuah kebohongan karena semua di bungkus rapi
sehinga membuat suatu kebohongan menjadi suatu kebenaran dan kebenaran di ubah
menjadi suatu kebohongan. Nahkoda dan
para awak kapal yang seharusnya melindungi para penumpangnya berubah menjadi
perompak yang menelanjagi dan menganiyaya penumpangnya. Kekuasan dan kekuatan yang diberikan oleh
para penumpang di ubah oleh nahkoda
sebagai alat untuk membungkam para penumpang dan menjadikan penumpang
sebagai objek pelampiasan kekesalan dan
sebaik objek menunjukkan taringnya. Demokrasi, kebebasan mengungkapkan
pendapat semua seakan hilang di telan kekuasan yang semakin lama semakin
membungkap mulut dewi kebebasan, menutup
mata dewa keadilan dan membelenguh ruang
gerak dewa kebenaran.
Satu
persatu tokoh yang berpihak pada penumpang disingkirkan, mereka di bungkap
dengan berbagai cara mulai dengan mematikan karakter sampai pada penyeranga
fisik. Banyak penumpang yang di penjarakan hanya karena menuliskan kegelisahan
mereka didindin kapal, mereka menyampaikan kegelisahan mereka dan di perlakukan
seperti seorang kriminal. Ketika kita
bertanya nahkoda hanya menjawab kalau mereka telah melakukan pencemaran nama
baik, penghinaan, dan membuat konten yang mengandung propokasi dan sara. Bagai
mana dengan para menoritas penumpang
yang berkolega dengan para awak kapal ?,, mereka juga pernah melakukan hal
serupa, bukan hanya menulis di dinding kapal bahkan mereka pernah secara sadar
dan langsung melakukan penghinan kepada awak kapal. Apa yang dia dapatkan ??,,
penjara, kurungan, bukan meraka malah di beri suatu gelar kehormatan. Dan kenapa para badut yang secara terang-terangan
menghina lambang kapal dan di sebar
luarkan melalui saluran cerobong malah
di beri gelar duta.
Apa
yang terjadi pada kapal tua ku, semua berubah menjadi begitu menbingungkan.
Dahulu sebelum pengantian nahkoda pernah ditemukan seekor gurita dan gurita itu
di biarkan menyebar secara luar dengan alasan kebebasan mengemukakan pendapat,
tapi lihatlah sekarang ketika muncul ikan yang serupa dengan nama yang berbeda,
para awak dan kru kapal seolah terbakar
mereka bergegas memburu dan memberantas
sang penumpang yang memelihara ikan tersebut bahkan yang lebih parah
memberinya ganjaran 5 tahun kurungan. Kapal tua , sudah 6 kali kau ganti nahkoda dan lihat hanya di era ini para ulama yang
memberikan ceramah kepada umat di penjara, dan hanya pada era ini juga mereka
berencana membatasi gerak-gerik para ulama. Tapi lihat di mana nahkoda saat
ayat dari kitap suatu ada di nistakan oleh salah seorang dari mereka. Dia
sembunyi seolah tidak melihat dan tidak mendengar, tapi di sana muncul seorang
yang peduli yang mengerakkan para penumpang untuk mengetuk pintu ruangannya dan
meneriakan kalau mereka merasa terhina di depan telinganya. Apa yang nahkoda
lakukan dia pergi dan tidak menemui para penumpang dan para bawahannya yang berseragam coklat menembaki para penumpang dengan gas air mata.
Mereka seolah lupa bahwa kekuasan mereka di berikan oleh penumpang, mereka lupa
bahwa penghasilan mereka berasal dari upiti yang di bebankan kepada para
penumpang, mereka lupa kalau tugas mereka untuk melindungi dan mengayomi para
penumpang. Bahkan yang paling membuat penumpang geram adalah ketika nahkoda menyampaikan pernyataannya
bahwa aksi yang dilakukan penumpang merupakan aksi yang di tunggangi oleh
aktor. Ini bukan suatu sikap yang bijak yang di lakukan seorang nahkoda karena ini dapat menyulut kemarahan dan
kerusuhan. Tapi coba lihat ketika aksi anarkis yang dilakukan oleh salah
seorang dari mereka mereka membiarkannya begitu saja. Tidak ada
pengusiran yang sam seperti mereka lakukan
pada para penumpang biasa. Lagi-lagi ketika mereka di tanya mereka
mengatan semua ada prosedurnya.
Namun
sekarang nahkoda mulai gelisah dan gundah ketika seorang tokoh menguncang
ruangan kecilnya. Dia mulai melakukan berbagai car untuk memenjarakannya, mulai
dari kasus penghinaan lambang kapal, kasus penghinaan salah satu mantan
nahkoda, kasus makar bahkan sampai kasus
chat mesum semua di buat hanya untuk menjatuhkan dan menghilangkan rasa
kepercayaan terhadap tokoh tersebut. Dan bukan hanya itu nahkoda kelihatan
semakin gelisah ketika memerintahkan bawahannya untuk menangkap sang tokoh
dengan cara mengunakan hukum. Hukum yang mana??, tentu hukum yang banyak
menguntungkan mereka, para kru dan awak kapal mengabaikan semua peraturan,
mereka membuat seolah semua hanya kata-kata yang tidak berarti yang hanya
tersimpan didalam buku tua. Semua alat
bukti seperti dipaksakan dan di buat seolah mengada-ngada dan semua dibuat
penuh dengan rekayasa. Apa yang sebenarnya kau ingingkan nahkoda,
mengkriminalisasi para ulama tidak akan menarik simpati para penumpang terhadap
mu itu hanya membuat mu semakin buruk dan itu membuat mu semakin menampakkan
siapa diri mu. Walaupun banyak para penggosip mu yang mengabarkan tentang
kesederhanan para kolega mu tapi itu bukan yang dibutuhkan para penumpang.
Meledakan
dapur hanya untuk menyembunyikan berita
keputusan mu untuk menjadikan tersangka
sang tokoh dan memenjarakan salah seorang penumpang yang menyatakan
kalau itu hanya rekayasa dari awak mu. Ini membingungkan wahai nahkoda, kau
membuat ku binggung dengan segala hal
yang kau lakukan kau membuat kapal tua ini seperti kotak mati yang hanya bisa
di isi oleh diri mu sendiri. Nahkoda apa
yang kau inginkan memasukan para penumpang kapal lain kedalam kapalmu dengan
menyingkirkan penumpang mu. Kalau lupa
siapa yang membuat kapal ini, kalau lopa siapa yang berjuang mati-matian
membangun dari awak kapal tua ini, kau lupa dari mana kayu kapal ini berasal dan
kau lupa dari mana layar kapal ini.
Wahai nahkoda kau harus ingat tidak ada orang yang berani berdiri depan saat
kapal mu deserang kecuali para penumpang
kapal mu, meraka akan selalu ada untuk kapal mu
dan mereka akan rela mengorbankan diri mereka untuk kapal ini, tidak
seperti orang-orang mu yang rela menghancurkan kapal ini untuk kepentingan
Komentar
Posting Komentar